Rabu, 21 September 2011

@Marioteguhword

Oke ,lama ya saya ga nulis di Blog ini.Maklum masih masa Transisi dari kelas X(TEN) ke XI Social (ELEVEN) dengan semua kesibukan yang saya punya dari Rumah ,Jalanan , Sekolah , dan juga Hobby yang saya punya 1 Hal yang tidak bisa saya lepaskan.Yaitu adalah Jejaringan Sosial yang menjadi Trend buat saya mengetahui Hot news dengan singkat dan mungkin juga berbagai macam sumber yang ada.
2 Jejaringan sosial yang saya miliki saya rasa sudah cukup untuk itu semua.Namu ada 1 Jejaringan sosial yang didalamnya menjadi sebuah Inspirasi buat saya,yaitu Twitter.com .Walaupun saya tidak terlalu Up-date dengan situs ini,namun ada jenjangnya dalam 1 kali sehari saya membuka situs ini dan mengetikkan beberapa huruf di Searcingnya "@Marioteguhword" 1...2...3 yeah maka keluarlah Profil sang motivator Indonesia ini,baik dengan kata-kata bijak dalam bidang sosial maupun dalam Percintaan.


Ini Situs Twitternya si oom Mario Teguh.

Beberapa kata-kata bijak yang sering saya kutip adalah :

  • Bila anda mencintai seseorang, bangunlah sebuah rumah yang indah dalam hati orang yang anda cintai.
  • Tuhan tidak pernah memberikan harapan, tanpa kepantasan untuk mencapainya.
  • Orang lain tidak bisa merendahkan Anda, jika Anda tidak mengizinkannya.
  • Jika kita ikhlas belajar dari kekecewaan kecil, kita tidak akan dipaksa merasakan pedihnya kekecewaan besar.
  • Tidak akan ada perubahan yang bernilai di dalam kehidupan kita, bila tidak ada perubahan yang berarti di dalam diri kita.
  • Berlakulah jujur dalam keseharian Anda, lalu perhatikan apa yang terjadi.
  • Bukan jumlah dan kualitas harta yang menjadikannya kekayaan, tetapi kecintaan di dalam mendapatkan, memelihara, dan berbagi.
  • Terkadang diam itu baik tapi menyiksa jadi jangan jadikan diam itu sebagai senjata makan tuan.
  • Janganlah engkau berdoa dengan sepenuh hati, lalu bekerja dengan setengah hati.
  • orang yang paling berpeluang menyakiti anda adalah orang yang paling anda sayangi.
  • Ini hidupmu. Tegaslah!
  • If you do a mistake, do that focusedly, after that you'll know what is the problem of your mistake.
  • Focus on one goal allowed the achievement of many desires.
  • Pekerjaan wanita yg paling mulia adalah menjadi ibu rumah tangga.
  • Orang-orang yang terluka karena cinta sebenarnya mereka tidak benar-benar terluka oleh cinta, tetapi terluka oleh cara mereka mencintai.
  • Bukan pertumbuhan yang lambat yang harus Anda takuti. Anda harus lebih takut untuk tidak tumbuh sama sekali.
  • Jangan pernah menuntut perhatian dan kasih sayang dari pasangan Anda, bila Anda tidak memulai yang Anda tuntut.
  • Bagaimana mungkin kamu bisa merasa cemburu pada seseorang yang tidak kamu miliki?










Jumat, 16 September 2011

What The Hell

You say that I'm messing with your head (yeah, yeah, yeah, yeah)
All 'cause I was making out with your friends (yeah, yeah, yeah, yeah)
Love hurts whether it's right or wrong (yeah, yeah, yeah, yeah)
I can't stop 'cause I'm having too much fun (yeah, yeah, yeah, yeah)

You're on your knees
Begging please
Stay with me
But honestly
I just need to be a little crazy

All my life I've been good but now, woah, I'm thinking what the hell
All I want is to mess around and I don't really care about
If you love me, if you hate me, you can't save me, baby, baby
All my life I've been good but now, whoa, what the hell

What... what... what... What the hell?

So what if I go out on a million dates (yeah, yeah, yeah, yeah)
You never call or listen to me anyway (yeah, yeah, yeah, yeah)
I rather rage than sit around and wait all day (yeah, yeah, yeah, yeah)
Don't get me wrong. I just need some time to play-ay (yeah, yeah, yeah, yeah)

You're on your knees
Begging please
Stay with me
But honestly
I just need to be a little crazy

All my life I've been good but now, I'm thinking what the hell
All I want is to mess around and I don't really care about
If you love me, if you hate me
You can't save me, baby, baby
All my life I've been good but now, whoa, what the hell

La la la la la la la la... Woah... Woah...
La la la la la la la la... Woah... Woah...

You say that I'm messing with your head
Boy, I like messing in your bed
Yeah, I am messing with your head
When I'm messing with you in bed

All my life I've been good but now, I'm thinking what the hell (what the hell)
All I want is to mess around and I don't really care about (I don't care about)
All my life I've been good but now, I'm thinking what the hell
All I want is to mess around and I don't really care about. (if you love me)
If you love me (no), if you hate me (no)
You can't save me, baby, baby (if you love me)
All my life I've been good but now, whoa, what the hell

La la, La la la la la la, La la, La la la la la la la

Sabtu, 03 September 2011

Kerajaan Holling atau Kelling





Asal Mula penyebutan Ho-ling
Nama Ho-ling sebenarnya muncul ketika terjadi perubahan dengan mulai meluasnya kekuasaan Wangsa Sailendra. Sebelum perluasan ini, berita Cina dari Dinasti Sung Awal (420-470 M) menyebut Jawa dengan sebutan She-p’o, akan tetapi kemudian berita-berita Cina dari Dinasti T’ang (618-906 M) menyebut Jawa dengan sebutan Ho-ling sampai tahun 818. Namun penyebutan Jawa dengan She-p’o kembali muncul pada 820-856 M (Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto, 1984:93).

Sumber sejarah

Nama Kerajaan Ho-ling sempat tercatat dalam kronik dinasti T’ang yang memerintah Cina pada 618-906 M. Menurut catatan kronik tersebut, penduduk Ho-ling biasa makan tanpa menggunakan sendok atau cupit, melainkan dengan jari-jari tangannya saja, dan gemar minum semacam tuak yang mereka buat dari getah bunga pohon kelapa (aren). Ibukota Kerajaan Ho-ling dikelilingi pagar dari kayu. Raja mendiami istana yang bertingkat dua yang beratapkan daun palma. Raja duduk di atas bangku yang terbuat dari gading, memergunakan juga tikar yang terbuat dari kulit bambu. Dicatat pula bahwa Ho-ling mempunyai sebuah bukit yang disebut Lang-pi-ya, yang sering dikunjungi raja untuk melihat laut (Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1978:50).

Mengenai Kerajaan Ho-ling, terdapat sumber lain selain kronik dari Dinasti Tang. Seorang pendeta Budha bernama I-tsing, menyatakan bahwa dalam tahun 664 M telah datang seorang pendeta bernama Hwi-Ning di Ho-ling, dan tinggal di situ selama 3 tahun. Dengan bantuan Pendeta Ho-ling, Jnanabhadra, ia menerjemahkan berbagai kitab suci agama Budha Hinayana (Soekmono, 1973:37).

Letak Kerajaan Ho-ling
Ada dua sumber Cina yang berasal dari Dinasti T’ang memberikan arahan tentang Kerajaan Ho-ling. Kedua versi tersebut yaitu berita Cina Ch’iu-tang dan Hsin T’ang Shu. Kedua versi tersebut memberitakan tentang Ho-ling sebagai berikut: “Ho-ling yang juga disebut She-p’o terletak di lautan selatan. Sebelah timurnya terletak P’o-li dan disebelah baratnya terletak To-p’o-teng. Di sebelah selatannya ialah lautan dan disebelah utaranya ialah Chen-la” (Marwati & Nugroho, 1984:93).

Dalam berita-berita Tionghoa dari jaman pemerintahan raja-raja T’ang (618-906 M) ada disebut nama Kerajaan Kaling atau Ho-ling. Letaknya di Jawa Tengah. Tanahnya sangat kaya, dan di situ pula ada sumber air asin. Rakyatnya hidup makmur dan tentram (Soemono, 1973:36).

Sumber lain menyebutkan sebuah analisa berdasarkan sumber Cina. Prof. NJ Kroom berpendapat bahwa pada akhir abad ke VII ada sebuah ratu yang memegang tampuk pemerintahan. Prof. NJ Kroom menunjuk bahwa letak Kerajaan Ho-ling berlokasi di Jawa Tengah. (Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1978:50). Jika memadukan pendapat Prof. NJ. Kroom dan kronik dari dinasti T’ang yang menyebut bukit Lang-pi-ya untuk melihat laut, maka besar kemungkinan Ho-ling berada di sekitar pesisir atau di Jawa Tengah bagian pesisir utara. Penyelidikan Drs. Pitono menyimpulkan bahwa Kerajaan Ho-ling kemungkinan terletak antara Pudakpayung-Salatiga (Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1978:51).

Tentang Lang-pi-ya disebutkan oleh penulis Hsin-tang-su, bahwa di sana apabila pada pertengahan musim panas orang mendirikan gnomon setinggi 8 kaki, bayangannya akan jatuh di sebelah selatannya dan panjangnya dua kaki empat inci. Berdasarkan panjang bayangan yang jatuh dari tingginya gnomon tersebut, bisa dihitung bahwa letak Ho-ling berada pada 6˚ 8’ LU. Dilihat dari perkiraan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa letak Kerajaan Ho-ling tidak di Jawa. Akan tetapi penulis Hsin-tang-su tersebut telah membuat dua kekeliruan. Pertama, semestinya penghitungan bayangan dilakukan pada pertengan musin dingin. Kedua, jatuhnya bayangan ada di sebelah utaranya. Jika pembenaran ini bisa diterima, maka letak Ho-ling berada di 6 ˚ 8’ LS, jadi di pantai utara Pulau Jawa. Koreksi tersebut sesuai dengan lokalisasi Lang-pi-ya yang terletak di Desa Krapyak dekat Gunung Lasem (Marwati & Nugroho, 1984:95).

"Koreksi tersebut dikuatkan dengan adanya seorang pendeta Budha bernama I-tsing yang menyatakan bahwa dalam tahun 664 M telah datang seorang pendeta bernama Hwi-Ning di Ho-ling, dan tinggal di situ selama 3 tahun. Dengan bantuan Pendeta Ho-ling, Jnanabhadra, ia menerjemahkan berbagai kitab suci agama Budha Hinayana (Soekmono, 1973:37). Dari bukti yang dibawa I-Tsing ini dapat ditarik kesimpulan bahwa di Jawa dalam tahun 664 M terdapat sebuah kerajaan yang menganut ajaran murni Budhis dan menjadi populer. Kerajaan tersebut bernama Kerajaan Kalingga yang terletak di Jawa Tengah (kira-kira di wilayah Kecamatan Keling Kelep, Kabupaten Jepara sekarang ini) (http://www.dhammacakka.or.id/). Bahkan ada sumber yang mengatakan bahwa Kerajaan Ho-ling merupakan cikal bakal Jepara. (http://www.suaramerdeka.com/)"
Tentang Ratu Shimo (pemerintahan)
Pada 674-675 M (tepatnya tahun 674 M) rakyat Ho-ling memilih dan mengangkat seorang ratu bernama Si-mo. Konon ratu ini memerintah dengan sangat kerasnya, namun bijaksana sehingga Ho-ling menjadi negara yang aman.

Pemerintahan Ratu Si-mo ditandai oleh terlaksananya pemerintahan dengan segala disiplin tinggi. Peraturan ditegakkan dengan sebenar-benarnya. Ada sebuah kisah yang menceritakan tentang ketat dan disiplinnya pemerintahan di Kerajaan Ho-ling. Ada seorang raja yang bermaksud untuk menyerang Ho-ling. Dia terlebih dulu mencoba mengamati situasi Kerajaan Ho-ling dengan cara meletakkan pundi-pundi uang emas di tengah jalan. Konon warga Ho-ling terkenal dengan kejujurannya, bahkan barang-barang yang terjatuh tidak ada yang berani untuk mengambilnya. Raja tersebut bernama Ta-shih. Selama 3 tahun barang tersebut aman di jalan dan secara tidak sengaja putra mahkota menginjak barang tersebut. Maka ratu memerintahkan untuk menghukum mati putra mahkota, tetapi para menteri mohon ampun padanya dan keputusan diubah dengan memotong kakinya, karena kakinya yang bersalah. Tak berhenti sampai di situ saja, para menteri juga memohon ampun lagi sehingga hanya jari-jari kakinya saja yang dipotong. Mengetahui hal itu, raja Ta-shih mengurungkan niatnya utnuk menyerang Kerajaan Ho-ling.

Raja tinggal di kota She-p’o. Tetapi leluhurnya yang bernama Ki-yen telah memindahkan pusat kerajaan ke timur, ke kota P’o-lu-Chia-ssu. Di sekeliling She-p’o terdapat 28 kerajaan kecil yang tunduk pada She-p’o. Menurut berita dari Ying-huan-tche-lio, perpindahan tersebut terjadi pada masa T’ien-pao tahun 742-755 M (Marwati & Nugroho, 1984:95).

Mata pencaharian
Kerajaan Ho-ling mempunyai hasil bumiberupa kulit penyu, emas dan perak, cula badak dan gading. Ada sebuah gua yang selalu mengeluarkan air garam yang disebut sebagai bledug. Penduduk menghasilkan garam dengan memanfaatkan sumber air garam yang disebut sebagai bledug tersebut.

Keagamaan
Salah satu sumber yang berbicara tentang keagamaan Kerajaan Ho-ling adalah sumber Cina yang berasal dari catatan perjalanan I-tsing, seorang pendeta agama Budha dari Cina dan kronik Dinasti Sung. Dikatakan bahwa pada 664-667 M, pendeta Budha Cina bernama Hwu-ning dengan pembantunya Yun-ki datang ke Ho-ling. Di sana kedua pendeta tersebut bersama-sama dengan Joh-na po-t’o-lo menerjemahkan Kitab Budha bagian Nirwana. Terjemahan inilah yang dibawa pulang ke Cina. Menurut I-tsing, Kitab suci Budha yang diterjemahkan tersebut sangat berbeda dengan kitab Suci Budha Mahayana. Menurut catatan Dinasti Sung yang memerintah setelah Dinasti T’ang, terbukti bahwa terjemahan yang diterjemahkan Hwu-Ning dengan Yun-ki bersama dengan Njnanabhdra itu adalah kitab Nirwana bagian akhir yang menceritakan tentang pembakaran jenazah sang Budha, dengan sisa tulang yang tidak habis terbakar dikumpulkan untuk dijadikan relik suci. Dengan demikian jelas bahwa Ho-ling tidak menganut agama Budha aliran Mahayana, tetapi menganut agama Budha Hinayana aliran Mulasarastiwada. Kronik Dinasti Sung juga menyebutkan bahwa yang memimpin dan mentahbiskan Yun-ki menjadi pendeta Budha adalah Njnanabhadra. (Marwati & Nugroho, 1984:51).

Hubungan dengan negeri luar
Pada masa Chen-kuang (627-649 M) raja Ho-ling bersama dengan raja To-ho-lo To-p’o-teng, menyerahkan upeti ke Cina. Kaisar Cina mengirimkan balasan yang dengan dibubuhi cap kerajaan dan raja To-ho-lo meminta kuda-kuda yang terbaik dan dikabulkan oleh kaisar Cina. Kemudian Kerajaan Ho-ling mengirimkan utusan (upeti lagi) pada 666 M, 767 M dan 768 M. Utusan yang datang pada 813 M (atau 815 M) datang dengan mempersembahkan empat budak sheng-chih (jenggi), burung kakatua, dan burung p’in-chiat (?) dan benda-benda lainnya. Kaisar amat berkenan hatinya sehingga memberikan gelar kehormatan kepada utusan tersebut. Utusan itu mohon supaya gelar tersebut diberikan saja kepada adiknya. Kaisar amat terkesan dengan sikap itu dan memberikan gelar kehormatan kepada keduanya. Sampai dengan tahun 813 M, Ho-ling masih mengirim utusan ke negeri Cina dengan membawa “hadiah” berupa empat orang budak Sen-ki, burung kakatua, dan sejumlah jenis burung lainnya (Marwati & Nugroho, 1984: 94). 

Pages - Menu

Pengikut

This is about Tias

Foto saya
Seorang perempuan biasa yang mencoba menuliskan kegelisahan di kehidupan sehari-hari.